Dalam rangka Dies Natalis ke- 23 Fakultas Teknik, Universitas Jendral Soedirman, hari ini, Tanggal 24-Oktober-2023, Dosen Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Dr. Sc. Fadlin, S.T., M. Eng., menyampaikan orasi ilmiah di hadapan para kolega dosen, aparat pemerintah, mahasiswa dan civitas akademika lain di Kampus Fakultas Teknik Unsoed, Blater. Selain Dr. Sc. Fadlin, S.T., M. Eng., juga disampaikan orasi ilmiah oleh Dr. Mulki Indana Zulfa, S.T., M.T., dosen Teknik Elektro Unsoed.
Orasi ilmiah merupakan pidato yang disampaikan oleh seorang mahasiswa atau dosen untuk menyampaikan dan mempresentasikan hasil penelitiannya kepada khalayak umum, baik akademisi maupun masyarakat umum. Selain itu, orasi ilmiah juga untuk mendapatkan masukan dari para pakar dan jejaring antar peneliti. Orasi ilmiah juga merupakan kesempatan bagi seorang peneliti untuk mendapatkan masukan dari para pakar dalam bidangnya. Masukan dari para pakar ini dapat membantu peneliti untuk meningkatkan kualitas penelitiannya.
Berikut ini merupakan inti sari dari orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dr. Sc. Fadlin, S.T., M. Eng.:
Naskah Orasi Ilmiah
Porphyry Indicator Zircon (PIZs) sebagai Alat Eksplorasi: Implikasinya untuk Penilaian Fertilitas Magma Terkait Potensi Porfiri Cu-Au
Studi Kasus di Prospek Porfiri Cu-Au Humpa Leu East, Pulau Sumbawa, Indonesia
Oleh: Dr. Sc. Fadlin, S.T., M. Eng.
Dosen Geologi Ekonomi
Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Soedirman
Latar Belakang
Prospek Humpa Leu East (HLE) memiliki potensi sumber daya yang signifikan dalam sistem porfiri tembaga-emas klasik yang tertutup oleh lithocap yang tebal (Sillitoe, 2012). Namun, geologi dan geokronologi prospek HLE sejauh ini belum dipelajari secara rinci.
Busur Sunda timur saat ini masih aktif. Sulit untuk menemukan mineralisasi yang muncul di permukaan (van Leuwen, 2018), dan produk vulkanik muda sebagian besar menutupi mineralisasi.
Teknik dan teknologi geokimia canggih sangat dibutuhkan untuk mengurangi tantangan, biaya, dan waktu dalam eksplorasi.
Oleh karena itu, geokimia zirkon sebagai alat penilaian fertilitas penting untuk mengidentifikasi target eksplorasi potensial. Zirkon bertahan di sedimen permukaan hingga beberapa kilometer di luar jejak kaki alterasi pusat porfiri, yang dapat memberikan petunjuk tentang fertilitas magma.
Tujuan
Memahami geokimia zirkon sebagai alat penilaian fertilitas magma
Merekonstruksi umur magmatisme
Kesimpulan
Hasil geokimia zirkon menunjukkan bahwa zirkon tersebut terkait dengan produk magmatik dengan suhu kristalisasi rata-rata 780 °C.
Kehadiran inklusi magnetit-ilmenit dalam zirkon menunjukkan bahwa zirkon terbentuk dalam magma yang teroksidasi. Analisis elemen jejak menunjukkan Eu/Eu* > 0,4, dan Ce/Ce* > 50, dan ƒO2 dari ΔFMQ +2,9 ±1,9.
Rasio elemen jejak zirkon Yb/Dy >0,4 dan Lu/Ho >2,0 menunjukkan fraksinasi amfibol pada tahap awal, dan keberadaan amfibol menunjukkan magma memiliki kandungan air yang tinggi (H2O > 4 wt.%).
Geokimia zirkon: Eu/Eu*, Ce/Ce*, Yb/Dy, dan Lu/Ho dapat diterapkan untuk penilaian fertilitas magma mineralisasi Cu.
Penentuan umur U-Pb zirkon menghasilkan umur 1,2 hingga 1,0 Ma (Pleistosen tengah). Disarankan bahwa umur terkait dengan peristiwa akhir mineralisasi di busur Sunda timur.
Implikasi
Studi ini menunjukkan bahwa geokimia zirkon dapat digunakan sebagai alat eksplorasi yang efektif untuk mengidentifikasi target porfiri Cu-Au potensial di busur Sunda timur. Zirkon dapat bertahan di sedimen permukaan untuk waktu yang lama, sehingga dapat melacak mineralisasi yang tersembunyi di bawah penutup vulkanik muda.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para ahli geologi eksplorasi dalam menemukan prospek porfiri Cu-Au baru di busur Sunda timur dan sekitarnya.
